Kamis, 07 Juli 2011

Tapak Kehidupan

The Spirit of you?

What do you have in mind after see that? pity feelings and covered by qoustion about the matter.. First question that appear is... why it must be that way?.. second, are they not see this (the Generous people)?

First in the morning, i take an easy walk around Gajah-Mada university Sunday morning market or they said “Pasar Minggu” with my cousin. Kinds of products being shows in this market. Start from parking side, we looked around at the same time we hunt good stuff or someting look interesting. After walk half an hour with incomplete turn, we dicide to return to the parking side’s. At the moment to the parking side’s, we saw something that not for entertained, wacthed, even bought. Yet deep of pity feeling and almost you don’t have gut to see long enough becouse you can’t stand near it.

Those are a young one who lie down that seems doesn’t have any strenght to lift up her hands or legs and her mother that sit crosslegged in front of her layered by several piece of a newspaper. this kid had abnormality with her head, thin body that look like skin-bones remain such make conclusions that hands and legs not strong enough just for lift up that thin body. Even that i think about sometings that keep make me wondering, “what those mother think of with lying her son down who had abnormal head in front of her and put in a bowl on top of that kid’s head?”

What i have in mind is that situation with an abnormality condition must doing with extra care of situations and surroundings. I know, money is the first things support to get better condition of that child, but... do you have to bring her to do so? Or she migth be think “if i do it like this maybe some fortune man given help to my son.” Even those, situation an condition at that time, make those kid looked like drying fish. Even that, i got some information about how long does that mother being there, and she and her son took several time at Sunday market. WHERE ARE WE? WE CAN HELP BY CARE SOMEONE AROUND US WHO NEED.

idea 1

HOW TO KNOW YOUR PROPER SKILL?

Apakah anda masih tergolong orang yang susah untuk menentukan bagaimana atau apa yang menjadi prioritas keahlian yang anda miliki sebagai penunjang hidup anda kedepan? Atau anda tidak mengetahui bagaimana anda memiliki potensi yang lebih pada suatu bidang tertentu? Anda adalah salah satu dari sekian banyak orang yang bingung untuk memilih bidang apa yang cocok dan sesuai dengan potensi yang anda miliki. Meskipun begitu ada banyak cara menuju Roma untuk nantinya anda dapat memilih pekerjaan apa yang sesuai dengan keahlian anda.

Salah satunya dengan jalan mengidentifikasikan masing-masing dari skill yang telah anda miliki atau pelajari. Kegiatan ini adalah Identifikasi Keterampilan Transferable individu. Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu. Keterampilan tersebut dapat secara alami dimiliki atau melalui pembelajaran. Saat kita berbicara seseorang “bagus dalam………..” Kita berbicara tentang keterampilan.

Oleh karena semua orang mempunyai beribu keterampilan, orang cenderung untuk mengacuhkan dari keahlian yang mereka miliki, hanya mewariskan atau mengecilkan apabila dibandingkan dengan orang lain. suatu permintaan untuk mengidentifikasi ketrampilan seseorang merupakan pengalaman yang sangat sulit untuk kebanyakan klien. Seperti itu, konselor karir memerlukan teknik untuk memfasilitasi proses ini.

Secara umum, identifikasi skill sering dipakai dalam konseling karir untuk dua perbedaan tetapi tujuan yang sama. Pertama, muncul pada saat permulaan dari konseling, untuk assessmen secara umum. Kedua bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan yang dapat ditransfer—keterampilan-keterampilan tersebut dapat digunakan secara luas dalam berbagai macam seting dan jenis pekerjaan (Bolles,1990; Figler,1979). Contohnya mendengarkan orang lain, menulis laporan dengan jelas, atau menggambar bagan atau diagram. Keterampilan transferabel berbeda dari teknik atau jenis keterampilan pekerjaan, yang mana kompetensi atau kemampuan yang memungkinkan satu untuk melaksanakan tugas suatu pekerjaan spesifik (figler,1979), untuk memugar lukisan tua, menulis editorial, atau memperbaiki peralatan kecil. Keterampilan transferabel sudah menerima banyak fokus dari keterlibatan para profesional dalam membantu orang-orang dengan mencari pekerjaan.

Penggunaan teknik untuk mengidentifikasi ketrampilan

Menolong klien mengidentifikasi keterampilan dapat diberikan dalam bermacam tujuan dalam konseling karir, diantaranya:

1. Mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan,

2. Menentukan kompetensi atau kemampuan yang penting dalam suatu pekerjaan,

3. Menilai kepercayaan diri atau kepuasan,

4. Meningkatkan evaluasi diri yang positif bagi klien yang meragukan kemampuannya,

5. Membantu perubahan karir menjelaskan alternative-alternatif dengan memfokuskan keterampilan.

6. Memformulasi objektif karir untuk menulis resume.

7. Bertindak sebagai yang pertama masuk menciptakan suatu resume yang menggunakan ketrampilan atau format fungsional.

Teknik untuk identifikasi keahlian

Mengidentifikasi keahlian untuk assesmen individu umum

Mungkin, metode termudah dalam mengidentifikasi keahlian adalah menyediakan klien dengan beberapa macam jenis pekerjaan dan menyuruh mereka untuk menentukan mana yang mereka inginkan. Figler memberikan 91 jenis keahlian dalam macam pekerjaan, Lock menawarkan 195 jenis. Figler, Lock, dan Wells menyediakan daftar terorgasnisir berdasarkan Holland’s six types.

Variasi dari pendekatan checklist adalah teknik kartu pilihan/card sort technique. Keahlian ditulis didalam kertas, satu setiap kertas. Lalu klien diberikan instruksi:

1. kartu dipilih menjadi tiga tumpukan pilihan: “keahlian yang dimiliki dan ingin dugunakan”, “keahlian yang tidak diperhatikan”, “keahlian yang tidak dimiliki dan tidak ingin dikembangkan.”

2. kartu dalam tumpukan “dimiliki dan ingin digunakan” dikelompokkan menurut kategori pekerjaan yang berhubungan. Alternative lain, keahlian yang ingin diperoleh atau dikembangkan dapat dimasukkan kedalam tumpukan kartu lain. Nantinya akan membantu menandai identifikasi pilihan karir atau advancement.

3. Klien memilih dan mengurutkan 10 keahlian yang diinginkan dalam pekerjaan atau karirnya.

Hasil dari pilihan kartu dipakai untuk pola pikir karir yang mungkin kebanyakan diperlukan menambah keahlian yang penting bagi klien, untuk membentuk struktur dari resume fungsional, atau membantu klien memformulasikan objektif pekerjaan.

Sedikit variasi metode pilihan kartu yang dijelaskan di atas digunakan dalam SKILLSCAN Professional Pack (1987, SKILLSCAN CO, Orinda, CA). Susunan enam puluh empat kartu skill pertama dipilih menurut kompetensi dan kemudian menurut preferensi penggunaan dalam sebuah karir. Kartu ini mempunyai kode warna sesuai tujuh kategori abilitas market: komunikasi, kepemimpinan/manajemen, kreatif mental, analitik mental, fisik, humanitarian, dan ekspresi kreatif.

Keunggulan kartu checklist dan metode pilihan yaitu kegiatan ini efektif dalam waktu dan murah. Konselor bisa menciptakan list dan pilihan kartu dari sumber yang dicatat.

Metode indentifikasi skill yang lain adalah memerintahkan klien untuk menjaga catatan aktivitas mereka untuk satu minggu dan menganalisa skill dan kemampuan yang mereka gunakan dalam setiap aktivitas. Yost dan Corsbishley (1987) menyarankan bahwa metode ini efektif dengan klien yang meragukan kemampuan mereka atau skeptis mengenai segala skill yang mereka miliki. Hasil yang paling sering didapat dari penyelesaian latihan skill ini adalah klien menyadari bahwa mereka memiliki lebih banyak skill daripada yang mereka akui sebelumnya. Sehingga, latihan ini bisa memiliki penegasan yang mandiri. Satu klien mengatakan setelah menyelesaikan penilihan kartu skill, “ini tidak pernah terjadi pada saya dimana beberapa dari ini keahlian saya. Saat ini saya merasa lebih baik dengan diri saya”

Namun, beberapa klien, menghasilkan daftar skill yang sangat sedikit, dan konselor segera menemukan bahwa perlu adanya perhatian bagi keyakinan diri klien sebelum konseling karir bisa berlanjut. Klien lain menghasilkan list skill karena mereka meminimalkan skill mereka. Satu klien menjelaskan banyak skill. Misalkan, dia melakukan usaha perolehan dana untuk simfoni lokal dan meningkatkan kontribusi menjadi 60 persen dibanding tahun sebelumnya. Dan dia menciptakan sejumlah produk asli. Diskusi lebih lanjut dengan klien ini mengatakan bahwa dia meminimalkan kemampuan dan prestasinya karena semuanya adalah pengalaman tak berbayar. Ini membutuhkan afirmasi dan dukungan untuk membujuk klien ini dimana skill akan sangat berharga di pasaran.

Identifikasi skill transferable

Sebuah pendekatan umum untuk identifikasi skill yang bisa ditransfer dimulai dengan memerintahkan klien untuk mencatat pencapaian atau pengalaman yang memuaskan. Asumsi dari pendekatan ini adalah bahwa semua orang memiliki bentuk keunggulan dalam diri mereka yang akan dinyatakan dalam pengalaman yang dirasakan sebagai pencapaian atau kesuksesan. Pengujian dari pengalaman yang banyak ini akan menyatakan pola skill yang paling banyak digunakan.

Ide yang baik adalah memberi klien beberapa orientasi umum pada latihan ini sebelum mengirim mereka dengan latihan untuk melakukan sendiri. Beberapa point spesifik harus dibuat. Pertama, konselor harus menjelaskan keseluruhan tujuan latihan yaitu mengidentifiaksi skill yang paling penting untuk klien dalam pekerjaannya. Sebagai tambahan, konselor menjelaskan bahwa latihan mulai dengan membuat klien memiliki list pencapaian mereka. Pencapaian adalah sesuatu yang telah dicapai dengan sejumlah kesuksesan. Asumsinya adalah bahwa semua pencapaian melibatkan penggunaan skill. Misalkan, saya mempublikasikan sebuah artikel yang membutuhkan penulisan skill, diantara yang lain. Kedua, karena latihan ini memiliki beban mental, konselor harus menyarankan bahwa ini arus diselesaikan dalam beberapa kunjungan. Ketiga, konselor memerintahkan pada klien untuk fokus pada standard pencapaian mereka sendiri dan bukan apa yang dipikirkan orang lain. Keempat, list ini harus meliputi pencapaian atau sukses dari semua tahap hidup. Kelima, klien diminta untuk memikirkan satu pencapaian sebelum mereka meninggalkan sesi konseling, untuk melihat apakah mereka memiliki kesulitan dalam membuat list ini atau tidak. Klien yang menyepelekan pencapaian mereka bisa diyakinkan bahwa bahkan pencapaian yang paling kecil harus dicatat, karena ini penting, karena tujuan keseluruhan adalah menemukan pola dan prioritas skill. List berikut menyarankan instruksi yang berguna untuk dipresentasikan konselor.

1.Mendaftar pengalaman. Berbagai stimuli bisa digunakan untuk mendorong klient mengidentifikasi pengalaman atau pencapaian. Figler (1979) menyarankan kemungkinan berikut (a) pencapaian personal – penglamaan dimana klien merasa baik mengenai apa yang mereka kerjakan – dan puas dengan perilaku mereka, (b) sebuah peran bahagia diisi – sebuah posisi atau peran yang membuat orang ini merasa puas, seperti pimpinan Boy Scout, pimpinan menyanyi di camp, dan seterusnya, (c) pengalaman puncak – sebuah moment atau event yang bisa dinikmati.

2.Menjelaskan pengalaman dalam beberapa detail. Detail harus meliputi apa yang dilakukan dari awal sampai akhir (“saya melakukan ini, kemudian saya melakukan ini”), dalam arti yang paling sederhana, dengan penekanan khusus pada tindakan yang diambil oleh orang ini. Satu cara memastikan bahwa detail yang cukup diberikan adalah memerintahkan klien untuk menjelaskan pengalaman jika mereka menulis sebuah deskripsi pekerjaan. Memberikan contoh bisa juga berguna.

3.Mengidentifikasi skill yang digunakan dalam pengalaman. Identifikasi skill bisa dicapai dengan mengarahkan orang untuk menganalisa setiap pengalaman dan mengidentifikasi skill, atau secara lebih sistematis, dengan membuat klien mereview checklist skill yang diberikan oleh konselor. Haldane (1974) dan Locke (1988) memberikan sebuah grafik intentaris skill. List Haldane adalah list lima puluh dua deskripsi satu kata (misal, artistic, analisis, atau imajinasi).

4.Mereview skill yang diidentifiaksid alam no 3 untuk pola dan prioritas. Pola berkenaan dengan skill yang digunakan lebih dari sekali dan prioritas dimana skill adalah paling penting. Pola bisa ditentukan dengan mentotal baris, yakni, jumlah waktu dimana skill ini dicheck.

5.Meringkas skill atau grup skill yang paling penting bisa dinikmati dan ada ‘keharusan’ dalam okupasi pekerjaan. Langkah selanjutnya tergantung pada tujuan identifikasi skill. Jika tujuannya adalah mengidentifikasi skill untuk memasarkan diri sendiri, misalkan, melalui sebuah resume, maka yang paling penting bisa dipilih dan pengalaman yang mengilustrasikan skill ini bisa dijelaskan dalam setiap kategori. Jika tujuannya, disisi lain, adalah mengidentifikasi skill yang ‘harus’ dalam satu pekerjaan, maka list ini bisa digunakan untuk memandu proses pengumpulan informasi okupasional atau untuk mulai pencarian pekerjaan. Haldane (1974) juga mengilustrasikan cara skill bisa digunakan sebagai titik awal menapai kepuasan karir, sukses, kemajuan, dan bahkan membuat peningkatan upah.

BATASAN IDENTIFIKASI SKILL

Identifikasi skill memiliki beberapa batasan, sebagai berikut

1.Beberapa klien memiliki kesulitan besar dalam mengidentifikasi skil dan / atau mendapatkan kredit untuk pencapaian mereka. Kekurangan parah dalam hal ini akan membutuhkan konseling mengenai isu-isu seperti self eteem atau self efikasi sebelum menyelesaikan latihan skill.

2.Beberapa klien akan mendapatkan identifikasi skill menggunakan metode ‘pencapaian’ menjadi membosankan

3.Klien yang lebih mudah dengan sedikit pengalaman hidup atau pekerjaan akan tidak bisa mengidentifikasi skill mana yang paling penting bagi mereka dalam karir mereka.

PEMBELAJARAN UNTUK MENGIDENTIFIKASI SKILL

Teknik ini akan membantu konselor belajar proses identifikasi skill.

1. Menyelesaikan proses identifikasi skill sendiri menggunakan metode yang diuraikan dalam bab ini.

2. Menyelesaikan Bolles dan Zenoff (1975). Quick Job Hunting Map

3. Interview konselor karir yang praktek dan tanya mereka mengenai metode yang mereka gunakan untuk membantu klien mengidentifikasi skill.

4. Membuat dan menyelesaikan pilihan kartu skill sendiri.

5. Minta pada beberapa teman atau anggota keluarga untuk menyelesaikan tabel 16. Interview mereka mengenai manfaat dari latihan ini.

RINGKASAN

Setiap orang memiliki keahlian yang banyak dan didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu. Identifikasi skill mungkin digunakan dalam konseling karir untuk membantu klien dalam penilaian diri sendiri secara umum dan /atau menentukan skill yang bisa ditransfer ke banyak banyak pekerjaan atau okupasi. Teknik yang bisa digunakan dalam range dari checklist ke sistem yang lebih rinci yang mulai dengan listing pencapaian atau sukses atau pekerjaan melalui identifikasi skill yang ‘harus’ dalam pekerjaan orang.